KAJIAN MAKNA
1. Kajian
makna lazim disebut “semantik” (Inggris: semantics).
2. Kata
semantik berasal dari bahasa Yunani semantikos artinya penting atau mengandung
arti. Semantikos berasal dari kata semainein yang berarti menunjukkan atau
menjelaskan tanda.
3. Tanda
atau lambang ini dimaksudkan sebagai tanda lingusitik (Perancis:
signelinguistique).
4. Menurut
Ferdinand de Saussure (1916), tanda bahasa itu meliputi signifiant ‘penanda’
dan signifie ‘petanda’.
Tanda Bahasa
Petanda, penanda, dan acuan
Defenisi Makna
1.
Suatu sifat yang intrinsik.
2.
Hubungan dengan benda-benda
lain yang
3.
unik, yang sukar
dianalisis.
4.
Kata lain tentang suatu kata
yang terdapat di
5.
dalam kamus.
6.
Konotasi kata.
7.
Suatu esensi. Suatu aktivitas
yang
8.
diproyeksikan ke dalam
suatu objek.
a.
Suatu peristiwa yang dimaksud
b.
Keinginan
Perkembangan
Kajian Makna
1.
Plato (429-347 SM) yang juga guru Aristoteles menyatakan
bahwa bunyi-bunyi bahasa secara implisit mengandung makna-makna tertentu.
2.
Aristoteles (384-322 SM), seorang sarjana bangsaYunani,
sudah menggunakan istilah makna,
sewaktu mendefinisikan kata. Dijelaskannya bahwa kata adalah satuan
terkecil yang mengandung makna.
3.
Bloomfield (1939) menyinggung masalah makna. Misalnya
menyebut fonem sebagai unsur bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna kata.
Semantik
1.
Sebagai istilah, kata semantik digunakan untuk bidang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda
atau lambang-lambang dengan hal-hal yang ditandainya, yang disebut makna atau
arti.
2.
Istilah lain semantik: semiotika, semiologi, semasiologi, sememik,
semik, dan signifik. Namun,
istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi
linguistik karena istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang
lebih luas, yakni mencakup makna tanda pada umumnya.
Syarat
Teori Semantik
1. Meramalkan makna setiap kalimat yang
muncul dan didasarkan pada satuan leksikal yang membentuk kalimat tersebut;
2.
Merupakan seperangkat
kaidah;
3.
Membedakan kalimat yang
secara gramatikal benar dari yang secara semantis salah; dan
4. Meramalkan makna yang berhubungan dengan struktur leksikal seperti sinonim,antonim, dan homonim
Semantik Dalam
Sistem Bahasa
Bahasa
Sistem, pragmatik, pemakaian
Lisan dan tilisan
Beberapa pendekatan psikologi terhadap makna:
- Psikologi behaviotisme = makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
- Psikologi kognitif = pemahaman terhadap bentuk kebahasaan ditentukan oleh representasi semantis, kemampuan mengolah proposisi, menata struktur sintaksis, dan memahami fitur semantis.
- Psikologi humanistik = makna ditentukan oleh pengetahuan seseorang tentang referen yang diacu serta konteks pemakaian, penyimpulan makna kataberbeda-beda sesuai dengan konteks pemakaian.
Semantik Dengan Sosioantropologi
Dalam
menentukan fungsi dan komponen semantik, ada tiga faktor yang terkait, yakni
1.
Ideasional, isi pesan yang
ingin disampaikan,
2.
Interpersonal, makna yang
hadir dalam peristiwa
tuturan, dan
3.
Tekstual, bentuk kebahasaan serta
konteks tuturan
yang merepresentasikan makna tuturan (halliday, 1978:111).
Semantik Dengan Sastra
Berbeda
dengan bahasa keseharian, bahasa dalam sastra
Memiliki kekhasan
karena merupakan salah satu bentuk
idiosyncratic, yakni
tebaran kata yang digunakan merupakan hasil olahan dan ekspresi
individual pengarangnya
Strata
makna dalam karya sastra mencakup:
1. unit
makna literal (tersurat),
2. dunia
rekaan pengarang,
3. dunia
dari titik pandang
tertentu,
4. pesan
yang bersifat metafisis (ingarden dalam aminudin, 1984:63). 6/4/2010
25
Pendekatan Dalam Kajian Makna
Pendekatan berdasarkan tiga fungsi bahasa:
1.
Pendekatan referensial
2.
Pendekatan ideasional
3.
Pendekatan behavioral
Pendekatan
Referensial/Realisme
1.
Bahasa berfungsi sebagai wakil realitas.
2. Wakil
realitas itu menyertai proses berpikir manusia secara individual.
3. Berpusat
pada pengolahan makna suatu realitas secara benar.
4. Adanya
kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan secara subjektif.
5. Makna
merupakan julukan atau label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk
dunia luar.
6.
Membedakan makna dasar (denotatif) dari maknatambahan
(konotatif).
Pendekatan Idesional
1.
Bahasa berfungsi sebagai
media dalam mengolah pesan dan menerima informasi.
2. Makna muncul dalam kegiatan komunikasi.
3. Makna merupakan gambaran gagasan dari suatu bentuk bahasa yang arbriter, tetapi konvensional sehingga
dapat dimengerti.
4. Kegiatan berpikir manusia adalah kegiatan
berkomunikasi lewat bahasa.
5. Bahasa merupakan pengemban makna untuk mengkomunikasikan gagasan.
6.
Bahasa memiliki status yang
sentral. karena itu,
apabila:
◦
salah berbahasa dalam berpikir, pesan
tak tepat;
dan
◦
bahasa dalam berpikir benar, kode
salah, informasi akan menyimpang.
Pendekatan
Behavioral/Kontekstual
1.
Bahasa berfungsi sebagai fakta sosial yang mampu
menciptakan berbagai bentuk komunikasi
2. Makna
merupakan anggapan atas berbagai
konteks situasi ujaran (speech act)
3. Kemunculan
makna bergantung pada konteks
situasi dan sosiokultural.
4. Konteks
sosiokultural dan konteks situasional merupakan suatu sistem yang
berada di luar
5.
bahasa, tetapi mewarnai keseluruhan sistem bahasa.
Ujaran manusia itu
mengandung makna yang utuh.
Keutuhanmakna itu merupakan perpaduan dari empat aspek,
yakni
1. Pengertian (sense),
2. Perasaan (feeling),
3. Nada (tone), dan
4. Amanat ((intension).
Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk
memahami makna dalam komunikasi
(Shipley, 1962;263).
Perasaan adalah aspek makna yang bersifat
subyektif, yakni sikap penyapa terhadap tema atau pokok pembicaraan. Misalnya,
sedih,gembira, dan marah.
Nada adalah aspek makna yang bersifat subyektif,
yakni sikap panyapa terhadap pesapanya. Pesapa yang berlainan akan mempengaruhi pilihan kata (diksi) dan cara penyampaian amanat. Karena itu, relasi penyapa dan pesapa melahirkan nada tertentu dalam komunikasi. Misalnya: sinis, ironi, dan imperatif
Amanat adalah aspek makna yang berupa maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyapa, berupa sampainya ide panyapa kepada pesapa
secara tepat. Amanat berkaitan dengan maksud
penyapa serta penafsiran dari pesapa. Jika amanat tidak diterima dengan tepat oleh pesapa, maka akan timbul salah paham atau salah komunikasi.
Karena itu, amanat sebenarnya
merupakan pesan penyapa yang telah diterima oleh pesapa.
Tanda memiliki hubungan yang langsung dengan
kenyataan, sedangkan lambang meimiliki hubungan yang tidak langsung dengan
kenyataan. Tanda dalam
bentuk bunyi ujaran atau hurufhuruf huruf disebut lambang. Lambang juga merupakan tanda, tetapi tidak
secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain. Warna merah, misalnya, merupakan lambang ‘keberanian’.
1. Tanda yang ditimbulkan oleh alam;
2.
Tanda yang ditimbulkan oleh
binatang;
3. Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, terbagi atas:
Acuan
Atau Referen
Acuan atau referen adalah sesuatu yang
ditunjuk atau diacu, berupa benda dalam kenyataan, atau sesuatu yang
dilambangkan dan dimaknai. Acuan merupakan unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh
unsur bahasa. Misalnya, benda yang disebut ‘rumah’
adalah referen dari kata rumah.
Makna merupakan hubungan antara lambang dan acuannya. Batasan makna ini sama dengan istilah pikiran
atau referensi (Ogden & Pichards, 1923:11) atau konsep
(Lyons, 1977:96). Hubungan antara makna dengan
lambang dan acuan sama, yakni bersifat langsung.
Makna
Leksikal
Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa
(leksem) sebagai lambang benda,
peristiwa, obyek,dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepasdari
penggunaan atau konteksnya. makna leksikal adalah gambaran nyata tentang suatu
benda, hal, konsep, obyek dan lain-lain, seperti yang dilambangkan
oleh kata.
Makna langsung atau konseptual adalah makna kata
atau leksem yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas) pada suatu
hal atau onyek di luar bahasa. Makna langsung atau makna lugas bersifat
obyektif, karena langsung menunjuk obyeknya. Makna langsung disebut juga dengan beberapa
istilah seperti makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, makna
ideasional,makna konseptual, makna
logikal, makna
proposional, dan makna
pusat.
Makna luas atau makna umum ialah makna yang lebih
luas atau lebih umum dari makna pusatnya; makna yang terkandung dalam sebuah
leksem lebih luas dari yang kita perkirakan
Makna sempit atau makna khusus adalah makna ujran
yang lebih sempit atau khusus dari pada makna pusatnya.
Misalnya, kata ahlibermakna ‘orang yang mahir
atau pandai dalam segala ilmu pengetahuan’, tetapi makna ahli dalam kalimat: Prof. Dr. H. Yus Rusyana adalah ahli sastra
Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau
leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang
timbul padapenyapa dan pesapa. Makna ini
muncul sebagai akibat asosiasi
perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang
dilafalkan atau didengarnya
Makna konotatif adalah makna yang tidak langsung menunjukkan hal, benda, atau obyek yang
diacunya, biasanya mengandung perasaan, kenangan, dan tafsiran terhadap obyek
lain. Makna konotatif merupakan pemakaian makna yang tidak sebenarnya.
Makna
Afektif
Makna afektif adalah makna yang timbul sebagai akibat
reaksi pesapa terhadap penggunaan bahasa dalam dimensi rasa.
Makna ini berhubungan dengan perasaan yang timbul setelah
pesapa mendengar atau membaca sesuatu kata sehingga menunjukkan
adanya nilai emosional
karena itu, makna afektif disebut juga makna emotif.
Makna
Piktorial
Makna piktorial atau makna tak pantas muncul sebagai
akibat bayangan pesapa terhadap kata yang didengar
atau dibacanya. Kata-kata yang kurang pantas biasanya dianggap tabu, kurang
sopan, atau menjijikan sehingga penyapa sering dicela sebagai orang yang kurang
sopan.
Makna
Gereplektif
Makna gereplektif atau makna pantangan adalah makna
yang muncul akibat reaksi pemakai bahasa terhadap makna lain. Makna ini
terdapat pada kata-kata yang berhubungan dengan kepercayaan masayarakat kepada
hal-hal yang
bersifat kepercayaan (magis).
Makna
Kolokatif
Kolokasi adalah seluruh kemungkinan adanya beberapa
kata dalam lingkungan yang sama. Misalnya, garam, gula, lada, bumbu, cabe berkolokasi dengan bumbu
masak. Kolokasi merupakan sosialisasi yangtetap
antara kata dengan kata-kata tertentu yang lain.
Idiom atau ungkapan adalah konstruksi unsur bahasa yang saling memilih,
masing-masing unsurnya mempunyai makna yang ada karena bersama yang lain.
Idiom merupakan kosntruksi bahasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsur-unsurnya.
Makna gramatikal adalah makna struktural yang
muncul sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal
yang lebih besar. Misalnya,
hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat
Makna
Tematis
Makna tematis adalah makna yang muncul sebagai
akibat penyapa memberi penekanan atau fokus pembicaraan
pada salah satu bagian kalimat.
Bahasa itu relatif berubah. Perubahan bahasa berupa penggantian ciri-ciri bahasa dari satu tahap ke tahap lain. Perubahan bahasa dapat terjadi dalam dua lapisan, baik lapisan bentuk maupun lapisan makna. Perubahan bentuk bahasa akan mengakibatkan perubahan maknanya.
Semoga Bermanfaat Yah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar